30 Perguruan Tinggi Ikuti Kontes Kapal Cepat Tak Berawak di UMM
Malang, IDN Times - Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai Kamis (10/10) hingga Minggu (13/10). Kompetisi tersebut mempertemukan 62 tim dari 30 Perguruan Tinggi seluruh Indonesia. Mereka akan bertarung dalam tiga kategori berbeda.
1. Medan latihan bagi mahasiswa
Tiga kategori yang diperlombakan pada ajang ini antara lain Autonomous Surface Vehicle(ASV), Electric Remote Control (ERC), dan Fuel Engine Remote Control (FERC). Seluruh peserta akan saling bersaing untuk bisa menjadi yang terbaik dari sisi teknologi dan kreativitasnya.
"Sebenarnya ini merupakan medan pembelajaran bagi para mahasiswa untuk menyejajarkan diri dalam bidang teknologi. Terutama menghadapi era revolusi 4.0," ucap Direktur Kemahasiswaan dan Karier Kemenristekdikti Didin Wahidin usai membuka kontes tersebut, Jumat (11/10).
2. Untuk mendukung industri perkapalan nasional
Didin menambahkan, pengembangan teknologi dalam kontes kapal ini memang sangat diperlukan. Sebab, Indonesia memiliki 17 ribu pulau yang harus terus dijaga. Oleh sebab itu, kebutuhan teknologi untuk kapal sangat penting. Kontes tersebut juga sebagai upaya untuk mencari dan menemukan hal baru yang nantinya bisa dikembangkan dalam dunia industri.
"Ini memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Sebab, tidak mungkin Indonesia bisa mempertahankan kedaulatan tanpa menguasai lautnya," tambah Didin.
3. Cikal bakal event internasional
Bukan itu saja, Didin juga berharap bahwa kontes ini bisa menjadi cikal bakal event yang lebih besar lagi. Termasuk juga bagi para mahasiswa Indonesia yang ingin berkompetisi di kontes kapal level Internasional. Tentu untuk mencapai hal tersebut diperlukan persiapan serta upaya-upaya yang strategis agar bisa mencapai target tersebut.
"Tentu saja ada keinginan untuk bisa ke level Internasional. Tetapi tujuan lainya adalah sebagai medan pembelajaran bagi para mahasiswa," sambungnya.
4. Bangun jaringan sesama mahasiswa
Selain beradu kreativitas dalam mengembangkan teknologi kapal cepat tanpa awak, ajang tersebut juga untuk membangun jaringan. Utamanya bagi para peserta yang berpartisipasi. Sehingga, ketika nantinya mereka sudah selesai dalam pendidikan, mereka bisa tetap terhubung dalam sebauah jaringan kuat.
"Ini juga bagian untuk mengasah soft skill. Sebab, dalam dunia kerja yang dibutuhkan bukan hanya IPK saja, tetapi juga soft skill yang bagus," tandasnya.
















