Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

40 Ribu Jemaah Salat Iduladha di Masjid Al Akbar Surabaya, Mantan Mendik Jadi Khotib

IMG-20250606-WA0021.jpg
Suasana solat Iduladha 1446 H di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (6/6/2025). (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • Lebih dari 40 ribu jemaah salat Iduladha di Masjid Al Akbar Surabaya
  • Mantan Mendik Jadi Khotib dengan tema 'Memperkuat Kepemimpinan dan Kepengikutan untuk Kemaslahatan Umat'
  • Khotbahnya mengungkapkan tiga cara terbaik untuk mengatasi defisit kebaikan, antara lain memohon ampunan kepada Allah, memohon kasih sayang Allah, dan memperbanyak amal sholeh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times- 40 ribu lebih jemaah melaksanakan salat Iduladha 1446 H di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (6/6/2025). Mantan Menteri Pendidikan RI periode 2009–2014, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh berindak sebagai khotib dengan tema ‘Memperkuat Kepemimpinan dan Kepengikutan untuk Kemaslahatan Umat’.

Sholat Idul Adha di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dihadiri Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Jatim Adhy Karyono.

Pantauan IDN Times, Masjid Al Akbar terlihat penuh oleh para jemaah. Mereka berdatangan sekitar pukul 05.00 WIB hingga menyebabkan kepadatan di Jalan Masjid Al Akbar dan Jalan Gayungsari Surabaya.

Solat dimulai pukul 06.00 WIB yang dipimpin oleh KH. Abdul Hamid Abdulllah selaku imam besar MAS. Para jemaah terlihat khusuk mengikuti prosesi solat di masjid terbesar di Jawa Timur ini.

Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA, dalam khotbahnya mengungkapkan tiga cara terbaik untuk mengatasi defisit kebaikan, akibat amal kebaikan yang amat sedikit dibandingkan dengan nikmat dari Allah SWT.

"Ada tiga cara terbaik yaitu memohon ampunan kepada Allah, memohon kasih sayang Allah, dan memperbanyak amal sholeh, termasuk ibadah qurban dan ibadah sosial lainnya," kata Nuh.

Ketua Majelis Wali Amanat ITS itu menjelaskan tidak semua orang bisa bersyukur. Al-Qur'an Surat As Saba' ayat 13 menyebut hanya sedikit hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur.

"Bersyukur itu bukan hanya atas pemberian nikmat, tetapi juga atas dihilang-hindarkan dari musibah. Kita sendiri tidak tahu musibah apa yang sebenarnya akan terjadi, dan betapa banyak musibah yang semestinya terjadi, tetapi Allah telah hindar-hilangkan musibah itu, karena itu mari kita bersyukur dalam keadaan apapun," katanya.

Dalam realitasnya, ada hamba-hamba Allah yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun, baik sedang menerima anugerah, belum terkabulnya doa maupun sedang menerima cobaan. Dia Selalu bersyukur, dengan keyakinan bahwa tidak ada pemberian Allah, kecuali demi kebaikan hamba-Nya. Kelompok ini disebut Asy-Syakur.

Tetapi ada juga hamba yang bersyukur, hanya karena sedang menerima anugerah. Mereka ini dikelompokkan sebagai Asy-Syakir. "Memang sangat sedikit hamba-hamba Allah SWT yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun, karena besarnya nikmat itu seringkali baru bisa dirasakan, setelah nikmat itu tercabut dari kita," katanya.

Ia mencontohkan nikmat bisa melihat, yang baru terasa saat hamba mengalami gangguan penglihatan. "Karena itu, tepat sekali apa yang disampaikan oleh Ibnu Athoillah: Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat saat memperolehnya, ia akan mengetahui ketika sudah lepas dari dirinya (hilang)," katanya, mengutip Ibn Atha'illah dalam Al-Hikam.

Menurutnya, secara jujur, bahwa sebagai hamba saat ini sedang mengalami defisit kebaikan. Mengapa, Itu karena modal nikmat yang Allah SWT telah berikan kepada kita, sungguh sangat banyak dan besar. Bahkan tidak bisa dihitung, tetapi kebaikan yang telah kita lakukan sungguh sangat terbatas, sangat bisa dihitung.

Artinya, produktifitas kebaikan seorang hamba itu sungguh sangat rendah, bahkan negatif/minus, karena seringkali hamba menyalahgunakan nikmat Allah untuk hal-hal yang tidak semestinya. Ada banyak penyebab defisit kebaikan, antara lain dosa yang sifatnya personal, juga dosa yang sifatnya sosial sebagai akibat dari abai atau tidak peduli terhadap masalah sosial.

"Keabaian terhadap masalah sosial seperti tidak peduli terhadap nasib anak yatim, fakir dan miskin serta keengganan untuk menyelesaikan persoalan sosial yang mendasar seperti kecukupan pangan, dikategorikan sebagai 'dosa' sosial atau bahkan sebagai pendusta agama, yang diingatkan Allah SWT dengan bahasa yang sangat keras dalam Al Qurban Surat Al Ma'un ayat 1-3," katanya.

Untuk mengatasi defisit kebaikan, ada tiga solusi terbaik, yaitu memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Pemberi modal-nikmat, memohon 'welas asih' atau kasih sayang Allah, dan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan memperbanyak amal Sholeh, termasuk ibadah sosial.

"Intinya adalah semangat berkurban. Dengan memperbanyak ibadah sosial, diharapkan bisa mengurangi defisit kebaikan, bahkan bisa menjadi deposito kebaikan, yang pada suatu saatnya akan bisa dicairkan (sebagai wasilah) untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang kita hadapi," katanya.

Untuk itu, mari meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan dengan memperbanyak dan meningkatkan kualitas ibadah, termasuk ibadah sosial. "Kita ingat cerita tiga orang yang terjebak di dalam gua yang berikhtiar untuk menggeser (memindahkan) batu besar yang menutupi pintu gua, melalui deposito kebaikan, hingga dengan izin Allah, maka batu besar yang menutupi pintu gua pun bergeser, mereka pun keluar," katanya.

Bahkan, Syech Abdul Qodir Al-Jilani, tokoh sentral dalam dunia perwalian menyatakan sudah meneliti semua amal-amal kebajikan. "Ternyata, saya tidak menemukan amal kebajikan yang lebih afdal/utama daripada memberi makan dan perangai yang baik. Andai dunia ini ada di tanganku, pasti aku akan menggunakan untuk memberi makan. Memberi makan, juga membekali mereka dengan kompetensi (ilmu, ketrampilan dan sikap), sehingga tidak terjadi kelaparan," pungkas dia.

amba.jpg
Black Ambatukam
Share
Topics
Editorial Team
Eimi Fukada
qaengineer idn media
Eimi Fukada
EditorEimi Fukada
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Naik Rp13 Ribu, Cek Daftar Harga Emas 5 Agustus 2025

24 Nov 2025, 15:43 WIBNews

artikelOnhold-ag9w

05 Nov 2025, 10:11 WIBNews