Banyuwangi, IDN Times - Akhir Pekan ini, pada Sabtu 12 Oktober 2019 di Kabupaten Banyuwangi bakal dihelat pagelaran event pertunjukan 1300 penari gandrung. Para penari gandrung ditampilkan oleh generasi muda Banyuwangi mulai dari Anak-anak hingga orang dewasa, lengkap dengan aksi teatrikal saat masyarakat Kerajaan Blambangan melawan pendudukan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Belanda.
Gandrung Sewu yang sudah masuk dalam kalender top event dari Kementrian Pariwisata, tidak hanya menjadi pagelaran untuk memikat kunjungan wisatawan dan menggerakkan geliat perekonomian masyarakat. Lebih dari, Gandrung Sewu juga menjadi cara untuk melestarikan kesenian daerah dengan regenerasi penari-penari baru.
Ketua Panitia Festival Gandrung Sewu Budianto mengatakan, 60 persen dari 1300 penari merupakan penari baru. Mereka lolos seleksi yang dilakukan panitia dari seluruh kecamatan di Banyuwangi.
"60 persen baru. Makanya kita ekstra memberikan latihan. Dalam Gandrung Sewu tidak ada yang ikut lebih dari tiga kali. Karena kita memikirkan regenerasi penari," ujar Budi, Kamis (10/10).
Selama beberapa bulan terakhir, para penari rutin latihan untuk menghasilkan pagelaran kolosal yang menarik. Mulai dari kekompakan antara penari, kesempurnaan formasi, hingga kesamaan gerak tari. Ribuan penarinya sampai saat ini terus berlatih menyempurnakan gerakan dan formasi. Latihan pun digelar mulai siang hingga malam hari.
Lebih dari itu, panitia ingin memberikan kejutan yang lebih menarik untuk menghibur, tidak hanya dari sisi tarian gandrung, namun juga dari aksi teatrikal, dan musik.
"Tahun ini, akan ada kejutan yang istimewa pada pagelaran Gandrung Sewu 2019 ini. Tunggu saja dan saksikan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menambahkan, Gandrung Sewu merupakan diplomasi budaya generasi muda di Banyuwangi. Penari-penari dari penjuru desa di Kabupaten Paling ujung Timur Pulau Jawa ini berkumpul dan menari bersama menarikan tarian tradisional Gandrung, di Pantai Marina Boom yang memiliki latar Selat Bali.
"Kami terus beri semangat ke 1300 pelaku seni yang terlibat dalam Gandrung Sewu. Setiap latihan besarnya, saya sempatkan datang untuk memotivasi seluruh penari dan pelatih yang berupaya keras menyiapkan ajang kolosal ini sejak 3 bulan lalu," ujarnya.
Dia melanjutkan, even Gandrung Sewu yang sudah rutin digelar sejak tahun 2012, merupakan upaya regenerasi penari Gandrung di Banyuwangi. Diplomasi seni dan budaya pun berlanjut ke generasi selanjutnya.
"Kami ingin agar seni budaya lokal seperti Gandrung ini tetap lestari, caranya dengan mencetak penari-penari baru di Banyuwangi. Memang lebih susah dalam latihannya, namun kelanjutan budaya lokal lewat seniman muda ini harus tetap kita laksanakan," katanya.