Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyuwangi Sentra Ekspor Ikan Sidat, Bibit Masih Diambil Dari Alam

Seremonial pelepasan ekspor perikanan beku dan olahan ke empat negara. IDN Times/Mohamad Ulil Albab
Seremonial pelepasan ekspor perikanan beku dan olahan ke empat negara. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk, kembali melakukan ekspor hasil budidaya ikan sidat (Anguiliformes) dari Kabupaten Banyuwangi ke Jepang senilai RP 6,1 di awal tahun 2020. Sebelumnya pada tahun 2019, sebanyak 200 ton ikan sidat telah diekspor ke sejumlah negara, termasuk Jepang yang menjadi konsumen tertinggi, dan tahun ini ditargetkan mencapai dua kali lipat.

1. Mengambil bibit ikan sidat dari alam

IDNTIMES

Kepala Divisi Aquaculture Japfa Group, Ardi Budiono mengatakan, hingga saat ini proses pembibitan ikan sidat masih belum bisa dilakukan, dan harus diambil langsung dari alam. Namun pihaknya menjamin ada proses restocking, atau pengembalian sebagian hasil pembesaran ikan sidat untuk kembali ke alam. Proses pembesarannya sendiri mencapai tingkat keberhasilan 90-95 persen.

"Bibit diambil dari alam kemudian dibesarkan, tingkat kelangsungan hidupnya 90 persen, dan bisa 95 persen hidup. Dan kami punya program restocking untuk mengembalikan ke alam. Kita jaga terus, jangan sampai serakah ambil semua. Di sini airnya bagus, sehingga kita kembangkan di sini," kata Ardi di sela pelepasan ekspor di Banyuwangi, Senin (13/1).

2. Produksi ikan sidat bisa capai 200 ton

Ikan sidat menjadi indikator terjaganya ekosistem sungai serta kebersihan kualitas air. Sementara jenis ikan sidat masih belum bisa dilakukan pembibitan dengan budidaya. Proses pengembalian proses pembesaran ikan sidat ke alam, menjadi salah satu jaminan agar ikan tersebut tidak sampai punah.

"Budidaya sidat tidak mudah, butuh waktu lama. Sampai panen sekitar dua tahun. Yang sedang kami kembangkan, budidaya yang tentu ramah lingkungan dan sustainable. Berbudidaya dan tidak menghilangkan bibit di alam, kita lakukan restocking, bisa terjaga ketersediaan bibit di alam, karena sidat masih belum bisa dibibitkan, jadi masih ambil ke alam," terangnya.

"Kami sedang mengembangkan mempersingkat waktu waktu budidaya tanpa merusak perairan yang ada, kita pakai Ipal. Ini daya tampung yang sama, dari lahan yang ada produksinya bisa ditingkatkan. Terakhir 200 ton, tahun ini targetnya bisa meningkat dua kali lipat," tambahnya.

3. Ikan sidat jadi indikator kebersihan air

Selain mengekspor ikan sidat, Melalui PT Suri Tani Pemuka dan PT Iroga Sidat Indonesia pihaknya juga mengekspor ikan pilapia senilai Rp 3,4 miliar ke Amerika, Rp 3,5 miliar ke Filiphina serta pakan udang Rp 300 juta ke Timor Leste.

Ekspor tersebut diberangkatkan Dirjen Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Suherman, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Perdana, dan Bupati Abdullah Azwar Anas dari pabrik PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk, Banyuwangi.

Agus mengatakan, sidat merupakan jenis ikan yang istimewa, karena tidak bisa hidup di sembarang tempat. Sebagai sentra ikan sidat, Banyuwangi dijadikan pilot project taman tecnologi (technopark) pelatihan budidaya sidat dan sebagai inkubator sidat pertama di Indonesia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2014.

“Japfa sudah rutin mengekspor sidat ke Jepang dan berbagai negara lainnya. Ini berarti perairan di Banyuwangi memang menjadi ekosistem yang baik untuk perkembangan Sidat,” ujar Agus.

Kementerian pernah mengadakan riset, bahwa per 25 miligram sampel air di Banyuwangi hanya mengandung 10 ribu koloni bakteri. Angka itu jauh lebih kecil dibanding daerah lainnya yang bisa mencapai ratusan ribu koloni bakteri. Agus mengatakan, sidat menjadi primadona di sejumlah negara karena kandungan protein dan gizinya yang tinggi yang tidak dimiliki jenis ikan yang lain.

 

-

Ekspor produk budidaya perikanan di awal tahun 2020 senilai Rp 13 miliar, mulai dari olahan sidat, fillet, ikan tilapia dan pakan udang. Produk tersebut diekspor ke Jepang, Amerika Filipina dan Timor Leste. IDN Times/Mohamad Ulil Albab
Ekspor produk budidaya perikanan di awal tahun 2020 senilai Rp 13 miliar, mulai dari olahan sidat, fillet, ikan tilapia dan pakan udang. Produk tersebut diekspor ke Jepang, Amerika Filipina dan Timor Leste. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

-

-

Ekspor produk budidaya perikanan di awal tahun 2020 senilai Rp 13 miliar, mulai dari olahan sidat, fillet, ikan tilapia dan pakan udang. Produk tersebut diekspor ke Jepang, Amerika Filipina dan Timor Leste. IDN Times/Mohamad Ulil Albab
Ekspor produk budidaya perikanan di awal tahun 2020 senilai Rp 13 miliar, mulai dari olahan sidat, fillet, ikan tilapia dan pakan udang. Produk tersebut diekspor ke Jepang, Amerika Filipina dan Timor Leste. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

-

Share
Topics
Editorial Team
qa
Editorqa
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Naik Rp13 Ribu, Cek Daftar Harga Emas 5 Agustus 2025

24 Nov 2025, 15:43 WIBNews

artikelOnhold-ag9w

05 Nov 2025, 10:11 WIBNews