Bisa Tarik Turis Asing, Kemenpar Minta Arsitektur Lokal Diperkuat
Banyuwangi, IDN Times - Kementerian Pariwisata berharap daerah-daerah di Indonesia bisa menguatkan dan mempertahankan arsitektur lokal Nusantara. Selain bisa memikat kunjungan wisatawan, arsitektur lokal bisa menguatkan sektor ekonomi kreatif berbasis budaya. Hal ini disampaikan, Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata, Kementrian Pariwisata, Dadang Rizki Rahman di Festival Arsitektur Nusantara yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis (14/3).
1. Apresiasi pagelaran Festival Arsitektur Nusantara
Rizki mengatakan, Festival Arsitektur Nusantara harus diapresiasi karena telah menguatkan program pemerintah pusat agar pemerintah daerah bisa mendukung proyek-proyek dengan desain kearifan lokal. Apalagi di Banyuwangi baru yang pertama menggelar Festival Arsitektur Nusantara.
"Arsitektur bisa menjadi daya tarik wisatawan, dan ini sedang didorong pemerintah pusat. Dan Banyuwangi menjadi yang pertama menggelar Festival Arsitektur Nusantara, semoga bisa menjadi langkah awal menjadi destinasi arsitektur Nusantara," ujar Rizki saat Festival Arsitektur Nusantara di Hotel El-Royale, Banyuwangi, Kamis (14/3).
2. Arahan Presiden Joko Widodo

Arsitektur nusantara selain menjadi daya tarik bagi wisatawan, juga menguatkan identitas kebudayaan masing-masing daerah yang memiliki keragaman suku dan adat istiadat. Arsitektur Nusantara juga lebih memiliki ketahanan dari ancaman bencana, sesuai tipikal peta geografisnya.
Lebih lanjut, katanya, identitas arsitek lokal juga terbukti bisa menguatkan jalannya sektor ekonomi kreatif. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), telah memasukkan Arsitektur bagian dari subsektor ekonomi kreatif. Ketujuh subsektor ini meliputi fashion, kriya (kerajinan), seni rupa, seni pertunjukan, kuliner, musik, dan desain komunikasi visual.
"Arsitek bahian subsektornya ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang berbasis potensi kerarifan budaya lokal. Ide untuk mempertahankan arsitektur Nusantara itu dari Jokowi. Mengharapkan destinasi wisata indonesia kearifan lokal arsitektur Indonesia," katanya.
3. Melibatkan 300 arsitek
Festival Arsitektur Nusantara, dihadiri sekitar 300 arsitek nasional dari Ikatan Arsitek Indonesia dan Arsitek Muda Banyuwangi (AMB). Sejumlah arsitek kondang, seperti Andra Matin, Yori Antar, Budi Pradono, Jeffrey Budiman, Adi Purnomo, Denny Gondo, Achmad Noerzaman, tampak hadir dalam acara tesebut.
Para arsitek tersebut, sebagian juga telah mendukung desain arsitektur lokal dalam pembangunan sejumlah bangunan penting di Banyuwangi, mulai dari Bandara, Industri Kereta, Pendopo, Ruang Terbuka Hijau, Hotel, Gedung Pemerintah, Stadion hingga Puskesmas.
"Banyuwangi beruntung karena arsitek-arsitek papan atas yang karyanya sudah lintas negara mau ikut terlibat dalam pengembangan Banyuwangi. Pak Andra Martin yang telah membangun Bandara Banyuwangi yang menggunakan arsitektur hijau ramah lingkungan dengan desain Suku Using. Pak Budi Pradono, desain Grand Watu Dodol, shalter pulau Merah, Ijen, dan dormitory tourism, idenya menarik. Pak yori Antar yang mendesain Pulau Merah, terimakasih," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas menyampaikan, selain menjadi daya tarik wisatawan, dia ingin meninggalkan jejak arsitektur untuk peradaban jangka panjang yang bermanfaat di Banyuwangi.
"Bagi Banyuwangi, arsitektur adalah bagian penting dari pembangunan. Kami menitipkan peradaban Banyuwangi melalui arsitektur sebagai produk kebudayaan kepada kemajuan ekonomi yang sedang berlangsung," katanya.
4. Arsitek Muda Banyuwangi senang bisa satu gedung pamer
Sementara itu, salah satu anggota, Arsitek Muda Banyuwangi (AMB), Nur Fahmi mengaku senang bisa dilibatkan dalam pameran desain-desain arsitektur bersama Ikatan Arsitek Indonesia.
"Ini kesempatan langka bisa bertemu dengan arsitektur nasional, apalagi bisa satu frame dalam pameran ini," ujar Nur Fahmi.
Dia berharap, ke depan konsep tata kota di Banyuwangi bisa lebih konsisten menguatkan model yang menguatkan arsitektur lokal. Para arsitek muda sendiri, juga ingin memberi sumbangsih memperbanyak desain yang mengangkat identitas lokal Banyuwangi.
"kita ingin membenahi poros. Harapannya orang yang masuk dari utara atau selatan, sudah kerasa identitas bangunannya. Banyuwangi punya banyak ciri khas, ada gandrung, seblang, bangunan using, ingin memperbanyak itu. Sejauh ini yang dikenal kalau batik hanya Gajah Uling, padahal masih banyak lagi," terangnya.