Gulat Okol, Tradisi Tahunan yang Dirawat oleh Warga Made

1. Diikuti anak-anak hingga dewasa, perempuan dan laki-laki

Gulat okol ini dilakukan di satu panggung yang terletak tak jauh dari Punden Singojoyo, Made. Di atas panggung telah diberi jerami sebagai alasnya. Selanjutnya, dua peserta gulat akan beradu otot. Mereka yang terjungkal dianggap kalah.
Peserta yang bertanding dalam gulat okol menyesuaikan kategori umur dan jenis kelamin. Boleh dari anak-anak, remaja, dewasa, laki-laki maupun perempuan. Saat bertanding, peserta dipakaikan udeng di kepala dan selendang di badan. Terdapat dua wasit yang memakai baju adat khas Madura.
2. Peserta yang menang senang dapat hadiah

Salah satu peserta perempuan, Utika Sari mengaku baru pertama kali mengikuti gulat okol. Tika yang merupakan warga Bongso Wetan, Gresik pun senang bisa menang. Karena lawan yang dikalahkannya ialah warga Made, Illa. Tak hanya itu, ia dapat hadiah kaus serta uang Rp50 ribu.
"Pertama kali (gulat okol) tiap tahun sih sering lihat. Tertatik (ikut) soalnya ada penantangnya. Gak ada latihan khusus. Gak ada susah," ungkap Tika.
3. Peserta anak mengaku dapat pengalaman berharga

Sementara salah seorang peserta cilik, Muhammad Akbar (11) asal Made menuturkan, gulat okol bisa menambah pengalamannya. Ia baru pertama kali ikut serta, berduel di atas panggung. Sebab tahun-tahun sebelumnya dia hanya jadi penonton saja.
"Senang bisa menang, merasa berpengalaman. Sebelumnya gak pernah latihan aku," kata Akbar.
4. Yang kalah juga tetap senang nih!

Lawan Akbar adalah Putra Garma Jaya (10). Putra juga senang meskipun tumbang. Sama seperti Akbar, dia mengaku baru pertama kali ikut gulat okol. Mulanya, ia merasa gugup karena banyak yang menjagokan lawannya. Ia merasa bermain tandang.
"Karena aku dari Driyorejo, Gresik. Ya tetap senang, tertantang juga. Ini dapat kaus," pungkasnya.
















