Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Nofika Dian Nugroho
IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menargetkan bebas penderita katarak pada 2023. Untuk mewujudkannya, pemprov akan gencar menggelar operasi katarak gratis.

Salah satunya seperti yang terlihat di RSUD Soedono, Kota Madiun, Jumat (11/10). Kegiatan sosial itu juga sebagai rangkaian HUT ke-74 Jawa Timur. Total, ada 5 ribu penderita katarak di sepuluh rumah sakit di Jatim mendapat pengobatan.

 "Angka kebutaan di Jawa Timur cukup tinggi dan masih di atas rata-rata nasional. Sebanyak 80 persen (kebutaan) disebabkan oleh katarak," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

1. Penanganan katarak harus dari akarnya

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Menurut Khofifah, untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan mata ini perlu ditangani dari akarnya. Yakni mencari tahu penyebab penyakit. Ia berharap Komite Mata Daerah (Komatda) yang akan dilantik pekan depan dapat menanganinya.

Salah satu teknis yang bisa dijalankan adalah dengan menggandeng Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Indonesia untuk memetakan penyebab katarak. Kemudian, mengaji teknis lebih lanjut untuk menanganinya.
"Koordinasi dengan finance BCA juga sudah dilakukan untuk memberikan dana CSR (Corporate Social Responsibity)," ujar mantan Menteri Sosial ini.

2. Jumlah penderita katarak di Jatim sekitar 400 ribu

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan, jumlah penderita katarak di Jatim sekitar 400 ribu orang. "Penyebabnya karena paparan sinar ultraviolet dan penyakit dasar, seperti diabetes dan hipertensi," paparnya.

3. Setiap rumah sakit mengoperasi 5 ribu penderita katarak

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (dua dari kiri) saat mengunjungi RSUD dr. Soedono. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Pemprov menargetkan 5 ribu pasien penderita katarak yang dioperasi. Operasi dilakukan di 10 rumah sakit yang ada di Jatim. Jumlah pasien di masing-masing rumah sakit dipatok 500 orang. Untuk waktu pelaksanannya antara satu hingga tiga hari, dengan tetap memprioritaskan kualitas.
"Penanganannya tetap menggunakan teknologi paling tinggi seperti di RSUD dr Soedono kali ini," tambah Kohar.

Editorial Team