Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jangan Ditutup, Ahli Geologi Minta Semburan Minyak Kutisari Dibiarkan

IDN Times/Fitria Madia
IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Semburan minyak di Kutisari Indah Utara III/19, Surabaya membuat warga sekitar panik. Namun Ahli Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan bahwa fenomena serupa pernah terjadi di Surabaya.

Warga diminta untuk tak khawatir. Sebab, semburan tersebut akan berhenti dengan sendirinya.

1. Pernah terjadi di Surabaya

IDN Times/Dida Tenola
IDN Times/Dida Tenola

Hal ini disampaikan oleh Dosen Teknik Geofisika ITS Amien Widodo. Ia menjelaskan bahwa dulunya Surabaya memang terdapat banyak ladang minyak di zaman penjajahan Belanda. Oleh karena itu, fenomena semburan lumpur tersebut bukan hal baru baginya.

"Ini pernah terjadi di dekat Unitomo (Universitas Dr Soetomo). Di sisi barat itu ada minyak seperti itu," ujar Amien ketika ditemui di lokasi kejadian, Selasa (24/9).

2. Minta lubang semburan tidak ditutup

IDN Times/Fitria Madia
IDN Times/Fitria Madia

Dari pengalaman tersebut, Amien meminta agar lubang semburan tidak ditutup. Sebab, penutupan lubang dikhawatirkan malah akan menimbulkan semburan baru di tempat lain. Ia merekomendasikan agar minyak yang keluar cukup ditampung saja.

"Minyaknya ditampung dan disalurkan ke luar. Kalau lihat pengalaman di beberapa tempat, itu (semburan) bisa berhenti dengan sendirinya. Gak sampai satu bulan," terangnya.

3. Semburan minyak cukup ditampung

IDN Times/Dida Tenola
IDN Times/Dida Tenola

Penampungan yang dimaksud oleh Amien bisa dengan menggunakan tong-tong. Pihak Pemerintah Kota Surabaya juga sudah bersedia menyediakan tong tersebut. Namun kelanjutan atas pengelolaan minyak mentah tersebut masih dikoordinasikan dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Pertamina.

"Dinas PU menyiapkan tandon dan sebagainya. Ada drum juga nanti, ditampung di situ. Nanti kami koordinasikan dengan pertamina," terang Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kulaitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ulfiani Ekasari.

4. Kandungan gas terus dipantau

IDN Times/Fitria Madia
IDN Times/Fitria Madia

Lebih lanjut, berdasarkan pantauan sementara dan pengukuran oleh Perusahaan Gas Negara (PGN), kandungan gas di minyak tersebut masih di bawah kadar berbahaya. Namun menurut Amien, penghuni rumah tetap perlu diungsikan selama beberapa saat untuk me-monitoring perkembangan kandungan gas.

"Kalau ini bahaya atau gak, harus diukur selama beberapa hari saja. Kalau misal menurun terus, ya sudah berarti tidak bahaya," tuturnya.

Share
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Naik Rp13 Ribu, Cek Daftar Harga Emas 5 Agustus 2025

24 Nov 2025, 15:43 WIBNews

artikelOnhold-ag9w

05 Nov 2025, 10:11 WIBNews