Surabaya, IDN Times- Satu lagi kabar menggembirakan datang dari Jawa Timur. RSUD dr Iskak, Kabupaten Tulungagung, dinobatkan sebagai rumah sakit terbaik di dunia dalam hal penyelenggaraan layanan publik (corporate social responsibility) dari International Hospital Federation (IHF).
Penghargaan Gold Award tersebut diberikan dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 yang diselenggarakan di Muscat, Oman, Jum’at (8/11) waktu setempat.
Atas prestasi tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengutarakan selamat serta rasa syukur kepada pihak rumah sakit yang turut membanggakan nama provinsi di ranah internasional.
“Selamat kepada RSUD dr Iskak Tulungagung karena prestasi ini tidak hanya membanggakan dan membawa nama baik Jatim, tapi juga Indonesia di tingkat dunia. Sekali lagi selamat, Jawa Timur berbahagia dan bangga. Semangat dan sukses Tulungagung,” ucap Khofifah di Surabaya, Selasa (12/11).
Kemudian, mantan Menteri Sosial RI itu berharap, rumah sakit lain mencontoh “tinta” emas yang telah ditorehkan oleh RSUD dr Iskak.
“Penghargaan ini harus menjadi motivasi dan semakin memacu rumah sakit lain di Jatim untuk terus berinovasi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," tambah dia.
Prestasi membanggakan ini diraih berkat inovasi manajemen pelayanan publik yang terus dilakukan RSUD dr Iskak Tulungagung melalui ‘The New Concept Hospital Management combined with Public Safety Centre (PSC)’.
Inovasi tersebut menjadi solusi baru manajemen perumahsakitan Indonesia di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan karakter biaya rendah (low cost) dan berkualitas tinggi (high quality). Konsep ini kemudian dipadukan dengan PSC yang merupakan pusat keselamatan, keamanan dan kenyamanan terpadu dengan layanan call center di 119 atau 0355-320119.
Perpaduan New Concept Management Hospital dengan program PSC tersebut juga menjadikan RSUD dr. Iskak Tulungagung menjadi salah satu rumah sakit pilihan masyarakat dengan index kepuasan masyarakat 83,05 pada 2018.
Selain itu, RSUD dr Iskak mencatatkan diri sebagai rumah sakit pemerintah paling mandiri di Indonesia dengan cost recovery rate mencapai 87 persen (2018).