Dari kiri ke kanan: dr. Stepanus, Kedinkes Surabaya Fenny, dan Kabid Bangunan (DKPCKTR) Iman di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10). IDN Times/Fitria Madia
Dokter spesialis pengobatan nuklir RSUD Dr Soetomo, dr. Stepanus Massora menjelaskan, kedokteran nuklir merupakan sebutan bagi layanan medis yang memanfaatkan rekayasa atom. Cara kerja kedokteran nuklir sama dengan radioterapi dan radiologi yang memanfaatkan radiasi untuk mematikan sel-sel penyakit seperti kanker dan tumor.
"Kalau radioterapi kan pakai pancaran radiasi, tapi kalau kedokteran nuklir itu targeted sehingga hanya menyasar posisi tertentu sesuai keinginan yang akan diobati," papar Stepanus saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya Jaln Jimerto, Rabu (23/10).
Dengan teknologi nuklir, maka efek samping yang dihasilkan dari proses pengobatan itu menjadi minimal. Hal ini berbeda dengan pengobatan radioterapi dan kemoterapi yang menggunakan pancaran langsung, sehingga bisa mempengaruhi jaringan sehat lain. Penyakit yang umumnya diobati dengan metode nuklir ini adalah kanker payudara, kanker tiroid, hiper tiroid, dan lain-lain.