Punya Tempat Penyimpanan Khusus, Khofifah Mengaku Batikholic

Surabaya, IDN Times - Batik menjadi magnet tersendiri bagi Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. Mantan Menteri Sosial ini mengaku bahwa dirinya pencinta Batik. Coba amati saja, hampir pada setiap momen dinas maupun non-dinas yang dilakoni Khofifah, acap kali dia memakai busana bermotif batik.
Kira-kira berapa ya koleksi batik Khofifah?
1. Punya banyak koleksi, Khofifah mengaku batikholic

Khofifah mengaku memiliki banyak koleksi batik pribadi. Ia sampai lupa berapa jumlah batik yang dimilikinya. Bahkan, ia tak keberatan jika disebut sebagai batikholic.
Kendati demikian, gubernur kelahiran Surabaya ini menempatkan batik-batik koleksi miliknya tersebut dalam tempat khusus. Beberapa kain batik miliknya sengaja tidak dijahit. Hanya sekadar untuk koleksi.
Khofifah mengaku tidak terlalu fanatik terhadap satu jenis batik. Sebab menurutnya, corak, ragam, dan motif batik di setiap daerah memiliki cerita masing-masing.
"Saya yakin setiap batik pasti punya makna filosofis dan nilai historisnya masing-masing. Pun dalam proses pembuatan ornamen, harmonisasi warna, dan lain sebagainya. Pendeknya, setiap batik punya cerita yang menarik untuk disimak. Bahkan, saya lebih tertarik saat sang pembatik menceritakan alur cerita batiknya," ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (2/10).
2. Sering beli saat kunjungan ke daerah

Kegemaran Khofifah mengoleksi batik bukan tanpa alasan. Pasalnya, pada waktu kunjungan ke daerah, Khofifah sering blusukan memburu batik khas daerah tersebut.
Ia mengaku punya batik dari berbagai wilayah di Indonesia. Menurutnya, batik lebih dari sekadar kain bermotif, namun identitas sekaligus alat pengikat dan perekat persatuan bangsa.
"Sering kali saat kunjungan ke daerah, saya berusaha menyempatkan ke sentra pengrajin batik dan membelinya. Tidak cuma dikoleksi, tapi juga saya pakai untuk berbagai agenda kegiatan yang saya hadiri ," katanya.
Khofifah mengatakan, tersebarnya pengrajin batik dari Sabang sampai Merauke menjadi bukti jika batik mampu menjadi alat pemersatu bangsa. Meskipun berakar dari Jawa, kata dia, namun telah meluas menjadi budaya Indonesia dan diproduksi di berbagai daerah. Tentunya dengan motif dan ciri khasnya masing-masing. Baik yang dicetak maupun yang dikerjakan dengan tangan atau batik tulis.
3. Ajak lestarikan batik

Khofifah menyampaikan, melestarikan batik adalah salah satu bentuk ungkapan kecintaan kepada kesenian dan budaya nusantara. Terlebih, Unesco telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi, 2 Oktober 2009 silam.
"Sebagai anak bangsa, ada baiknya kita mengerti segala hal terkait batik, baik asal usul, teknik pembuatan, motif, serta maknanya. Mulai saja dulu dari batik di daerahnya masing-masing," katanya.
4. Di Jatim ada 8 daerah yang terkenal dengan batiknya lho. . .

Khusus di Jatim saja, terdapat delapan daerah yang dikenal luas sebagai penghasil batik. Yaitu Madura, Tulungagung, Mojokerto, Jember, Sidoarjo, Ponorogo, Banyuwangi, dan Tuban. Ragam corak dan motif dari daerah tersebut tidak sama antara satu dengan yang lainnya.
"Pemprov Jawa Timur tengah berupaya mengangkat pamor batik asal Jatim, tidak hanya di level nasional, namun juga luar negeri dengan peningkatan mutu produk. Tentunya ini butuh dukungan seluruh masyarakat Jatim. Ayo support mereka dengan membeli dan memakai produknya," pungkas Khofifah.
















