Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa enggan berkomentar banyak terkait digeledahnya rumah Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Fattah Jasin, Rabu (7/8) malam. Karena menurutnya kasus tersebut bukan di era dirinya menjabat.
"Itu kan yo tahun sebelum saya," ujarnya saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Kamis (8/8).
Khofifah menyarankan agar menanyakan perihal kasus itu kepada pejabat yang bersangkutan dan di periode sebelumnya. Dia tidak ingin berkomentar tentang hal yang tidak diketahuinya secara jelas.
"Sebaiknya teman-teman ke mereka yang di periodenya, gitu kali ya, supaya clear lah teman-teman ini. Mosok aku komentar hal yang belum saya bertugas di sini," katanya.
Khofifah juga mengaku mulanya tak tahu kabar bahwa rumah Fatah, KPK semalam. Ia mengatakan, justru baru mengetahui kabar tersebut dari awakmedia, seusai dirinya menghadiri premier film Bali: Beats of Paradise, di Grand City, Surabaya, Rabu (7/8) malam.
"Mosok sih, ora lah, ndak lah, saya rasa ndak lah wong kemarin juga kita lagi premier film, setelah itu selesai premiernya saya diinformasi justru oleh teman wartawan," katanya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menambahkan hingga kini, dirinya juga belum mengetahui kabar dan kondisi terkini dari Fattah. Hal itu lantaran kegiatan dirinya yang padat berkunjung ke sejumlah daerah.
"Tanya pak sekda, saya merasa beliau tahu lebih detail, saya baru mau komunikasi. Saya ke Kediri, trus langsung ke sini," pungkasnya.
Sebelumnya, KPK melakukan penggeledahan di rumah Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Fattah Jasin, di bilangan Nginden Intan Tengah nomor 3-5 Surabaya, Jatim, pada Rabu malam. Penyidik pun membawa satu koper dan sekotak kardus.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Yuyuk Andriati Iskak memastikan bahwa penggeledahan kali ini berkaitan dengan kasus suap pengadaan barang dan jasa yang terjadi di Kabupaten Tulungagung. Hingga saat ini tersangka dari kasus tersebut adalah SPR, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung.