Sering Kehabisan, Ngawi Akhirnya Dapat 10 Ribu Blangko e-KTP

Prioritas kedua penerima blangko e-KTP, ia melanjutkan, ditujukan kepada warga yang hendak pergi ke luar negeri. Entah bagi calon tenaga kerja Indonesia, hendak umrah maupun pergi haji. Sedangkan bagi warga yang memegang suket lantaran pergantian domisili maupun kehilangan KTP bukan menjadi prioritas. 

Adanya prioritas maupun tidak merupakan dampak menipisnya stok blangko e-KTP di Dispendukcapil Kabupaten Ngawi. Kondisi ini juga berlaku secara nasional lantaran terbatasnya kiriman material identitas penduduk dari pemerintah pusat. 

Kabupaten Ngawi sendiri mengalami kekurangan blangko e-KTP sekitar 36 ribu keping. Jumlah itu belum termasuk warga yang baru memenuhi syarat usia mendapatkan legalitas kependudukan. Juga, warga yang selama ini belum mengikuti perekaman e-KTP. 

Berdasarkan data, masih ada sejumlah warga yang belum melakukan perekaman. Mereka di antaranya kalangan disabilitas dan perantau di luar daerah. "Sampai sekarang, kami terus melakukan perekaman dengan berkeliling untuk memberikan pelayanan," ujar Sugeng. 

Untuk kebutuhan cetak e-KTP bagi warga, pihak Disependukcapil rutin meminta kiriman blangko ke Kemendagri. Sejak Juni 2019, distribusinya berlangsung tiga kali. Adapun jumlah yang diterima sekitar 150 ribu keping. Karena pertumbuhan penduduk berjalan dinamis, blangko kiriman itu belum dapat memenuhi kebutuhan di Ngawi. 

Oleh karena itu, pihak Dispendukcapil berencana mengajukan kembali permintaan blangko e-KTP. Apalagi, pemilihan kepala daerah serentak juga berlangsung di Ngawi yang direncanakan pada September mendatang. "Sebenarnya memakai suket tetap bisa untuk memilih maupun dipilih. Tapi, pilkada kami jadikan momentum untuk pencetakan e-KTP dalam jumlah banyak seperti pileg tahun lalu," kata Sugeng.