Usai Serangan Polsek Wonokromo, Kapolri Sebut JAD Masih Ada di Jatim

Surabaya, IDN Times - Kapolri Jenderal Pol. Muhammad Tito Karnavian menyebut jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur masih eksis. Hal itu diutarakannya usai mengunjungi korban penyerangan aksi kriminal bermotif jihad di Polsek Wonokromo, Sabtu (17/8) kemarin.
"Ada (JAD). Tapi kami tidak perlu sebutkan. Kardna nanti jaringan ini tahu," kata Tito di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8).
1. Jaringan JAD masih terkait dengan bom gereja tahun lalu

Menurut mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu, selain terpapar radikalisme melalui internet, sangat mungkin Imam Musthofa mempelajari paham takfiri dari anggota JAD.
"Yang jelas ada, masih berkaitan dengan jaringan yang ada di bom gereja. Masih ada pendukungnya dan akan kami kejar terus," kata dia.
2. Paham radikalisme disebarkan secara perorangan

Sebagaiman penuturan tetangga Imam, pelaku mulai mengubah kepribadiannya sejak tiga tahun terakhir. Disambung oleh Tito, bisa jadi dia terpapar paham radikalisme secara individu bukan melalui pertemuan yang terorganisir.
"Ada campuran self radikalism, belajar dari online tapi juga bergabung dengan jaringan orang per orang," papar dia.
3. Belum mau membeberkan afiliasi dan rencana kelompok lain

Hingga insiden malam itu, polisi enggan membeberkan lebih lanjut apakah ada rencana penyerangan dari kelompok lain. "Kami belum tahu apakah ada kelompok lain yang menyerang," tuturya.
Dia menutup, "nanti setelah didalami semua, kalau sudah terungkap jelas, nanti akan ada rilis tersendiri."
4. Mapolsek Wonokromo diserang orang tak dikenal

Sabtu (17/8) lalu, seorang yang berpura-pura melapor kondisi lalu lintas menyerang dua orang yang bertugas di Mapolsek Wonokromo. Ia membacok dua polisi tersebut hingga mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. Pelaku yang belakangan dikatahui berbaiat dengan ISIS ini kemudian dilumpuhkan dan diinterogasi. Pria berinisial IM itu sendiri berasal dari Sumenep.
















