Wali Kota Sutiaji Paparkan Strategi Pendidikan Malang kepada Mahasiswa

Malang, IDN Times - Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN (Universitas Islam Negeri) Maulana Malik Ibrahim Malang melakukan kegiatan kunjungan Sekolah Parlemen ke Pemerintah Kota Malang pada Senin (23/9). Wali Kota Malang Sutiaji menerima langsung kunjungan 50 mahasiswa tersebut.
Pada kegiatan tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji juga turut memberikan pengarahan tentang kebijakan dan strategi pendidikan unggul di Kota Malang. Dalam pemaparannya, ia mengajak para mahasiswa untuk berpikir soal seberapa siapkah Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 dan apa saja kunci kesiapan dalam konteks tersebut. Wali Kota Malang juga membawa diskusi pada ranah pembahasan kemampuan (skill) utama yang sejatinya diperlukan pada masa ini. Bukan hanya soal skill teknis yang orang kejar, melainkan juga skill yang lahir dari komunikasi, bisnis, dan penguasaan teknologi.
1. Malang berkomitmen membangun pendidikan karakter

Setelah menginformasikan data statistik tentang perguruan tinggi di Kota Malang yang terdiri dari 52 PTS dan 5 PTN, Wali Kota Sutiaji kembali menegaskan komitmen Kota Malang untuk membangun pendidikan karakter yang akan menjadi aset utama Kota Malang.
2. Pada kesempatan ini, Wali Kota Sutiaji juga menjelaskan visi sistem pendidikan

Lantaran derasnya perkembangan teknologi di era ini, Wali Kota Malang Sutiaji turut mengemukakan pendapatnya terkait konteks bidang pendidikan. “Mau tidak mau kita harus menghadapi beberapa perubahan akibat era yang baru ini, tidak terkecuali dunia pendidikan. Paradigma masa lalu yang mengibaratkan siswa sebagai gelas dan guru sebagai teko berisi air tentu sudah berubah,” tutur Wali Kota Sutiaji ketika menjelaskan visi sistem pendidikan yang dapat menanamkan kreativitas dalam diri seorang siswa.
3. Kota Malang akan bersinergi antarkomponen utama kota, termasuk dengan akademisi

Pada akhir pengarahan, para mahasiswa diberikan gambaran tentang perencanaan konsep sekaligus cita-cita Kota Malang dalam beberapa tahun ke depan, baik dalam bidang ekonomi, budaya, servis, maupun pendidikan melalui pendekatan ‘Pentahelix’ yang merupakan sinergi peran antarkomponen utama kota, termasuk dengan para akademisi.
















