Sementara itu Anas mengatakan, ada 30 atraksi baru dalam Banyuwangi Festival 2020.
”Banyak event yang benar-benar fresh untuk memberi pengalaman baru bagi wisatawan. Sebagian di antaranya diinisiasi oleh warga Banyuwangi, sehingga pariwisata berbasis warga benar-benar terus kami dorong agar pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Banyuwangi bisa makin inklusif," ujar Anas.
Atraksi baru tersebut antra lain atraksi kopi di sejumlah sentra penghasil kopi. Event ini tak lagi berpusat di Desa Adat Kemiren seperti tahun-tahun sebelumnya.
”Misalnya, perkebunan Kalibaru yang merupakan sentra kopi yang rutin mengekspor ribuan ton kopi ke Italia dan berbagai negara di Eropa. Akan ada atraksi minum kopi langsung di kebunnya,” ujarnya.
Banyuwangi Festival 2020 juga menghadirkan 15 festival kuliner. Di antaranya Chocolate Food Festival, Muncar Food Festival, Bamboo Food Festival, Alaspurwo Food Festival, Cacalan Beach Food Festival, Marina Food Festival, Osing Food Festival, hingga Millennials Food Festival.
”Festival kuliner kita perbanyak karena peminatnya tinggi, dan yang terpenting mampu mengangkat warung-warung rakyat dan usaha kuliner rumahan,” ujarnya.
Selain itu, terdapat 15 ajang sport tourism. Di antaranya Banyuwangi International Geopark Walk yang menyusuri pesona Taman Nasional Alas Purwo. Juga ada World Surf League (WSL) di Pantai Plengkung yang merupakan ajang selancar paling bergengsi di dunia. Dan tentunya International Tour de Banyuwangi Ijen yang telah menjadi ajang balap sepeda terbaik di Indonesia menurut Federasi Sepeda Dunia (UCI).
”Jumlah sport tourism kami perbanyak karena bentang alam Banyuwangi yang hijau yang asri sangat cocok untuk ajang kompetisi olahraga,” imbuhnya.
Sejumlah atraksi yang selama ini sukses menarik wisatawan juga kembali dihadirkan, seperti Jazz Pantai, Jazz Ijen, dan Festival Gandrung Sewu.