Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mahfud MD Pesan Tidak Golput, Slankers Siap Nyoblos

IDN Times/Ardiansyah Fajar
IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof Mahfud MD memberikan pemaparan terkait pemilu saat "Ngaji Kebangsaan" di Lapangan Kodam V Brawijaya, Minggu (7/4). Acara ini dihadiri ribuan Slankers, karena Slank juga turut meramaikannya.

Tak hanya itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Ustaz Yusuf Mansur hingga Saifullah Yusuf (Gus Ipul) turut ambil bagian dalam "Ngaji Kebangsaan" ini.

 

1. Singgung fenomena Golput dan ajak untuk datang nyoblos

IDN Times/Ardiansyah Fajar
IDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Pada kesempatan ini, Mahfud MD mengajak para Slankers yang sudah memiliki hak pilih menyuarakan hak suaranya. Karena ia melihat fenomena golput yang belakangan makin masif.

"Orang yang golput biasanya rasional dan punya pilihan yang baik, tapi kalau semua orang begitu, pasti yang terpilih nanti orang yang lebih jelek," ujar Mahfud, Minggu (7/4).

2. Sistem demokrasi termasuk adanya pemilu sudah disepakati okeh pendiri bangsa

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

 

Mahfud juga sempat bercerita tentang awal sistem demokrasi atau republik bisa dianut oleh Indonesia. Hal itu dilakukan oleh para pendiri negeri, termasuk Soakarno, usai memproklamirkan kemerdekaan.

"Ada yang menginginkan demokrasi, ada yang model kerjaan agar dapat memimoin negara secara penuh, setekag berdebat dua hari akhirnya 55 orang memilih demokrasi, 6 orang memilih kerjaan, dan 1 orang abstain," katanya.

"Itulah sebabnya indonesia ini disepakati dalam bentuk demokrasi, karena negara ini paling plural, beragam sehingga agamanya beda-beda, sukunya ratusan dan bahasanya ratusan dan berbagai ikatan primordial lain," tambah Mahfud.

3. Mahfud MD sadarkan NKRI harga mati

IDN Times/Ardiansyah Fajar
IDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Selain itu, Mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ini juga menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah merupakan kesepakatan final. Karena komponen bangsa yang ada sekarang tidak boleh diotak-atik lagi.

"NKRI ini sudah cocok, karena sistem bernegara itu merupakan produk ijtihad yang sudah disepakati dan paling cocok dengan bangsa ini," katanya.

Dalam kitab suci Alquran, lanjut Mahfud, tak ada satu pun ayat yang mengharuskan suatu bangsa untuk menganut sistem khilafah sebagai dasar kenegaraannya. "Yang penting menurut Islam kamu harus bernegara untuk memelihara jiwamu, hartamu, dan kekuargamu," jelasnya.

4. Gus Ipul sebut acara bisa cairkan suhu Pemilu 2019 dan ajak bareng-bareng nyoblos

IDN Times/Ardiansyah Fajar
IDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Sementara itu, penggagas acara, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan tujuan "Ngaji Kebangsaan" ini untuk menyejukan tensi politik yang belakangan memanas akibat Pilpres 2019. Atas dasar itulah ada selipan kata ngaji yang disertai kebangsaan.

"Mudah-mudahan acara ini, bisa menjadi penyejuk kita menjelang 17 April nanti," tukasnya.

Tak lupa, ia pun berpesan agar para Slankers menggunakan hak pilihnya 17 April mendatang. Ia juga berharap di hari pemilihan nanti suasana tetap damai dan aman.

"Jangan lupa 17 April nanti gunakan hak pilihnya, jangan golput. Sekaligus berdoa, 17 April nanti lancar, dan pemimpinnya bisa memakmurkan Indonesia" kata salah satu Ketua PBNU tersebut.

5. Salah satu Slankers siap nyoblos pada 17 April 2019

IDN Times/Ardiansyah Fajar
IDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Sementara itu, Slankers asal Wonokromo, Surabaya, Ulfatul Laily (21) mengaku senang bisa menikmati konser Slank dari depan. Ditambah lagi, konser ini diawali dengan "Ngaji Kebangsaan".

"Itu bagus secara ga langsung mengajak Slankers gak hanya konser aja. Pasti nyoblos (pada 17 April 2019)," pungkas Laily.

Share
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Surabaya Luncurkan Situs MBR, Ngurus Surat Miskin Bisa Secara Online

31 Agu 2025, 13:48 WIBNews