Olah Getah Pepaya, Siswi Batu Sabet Emas Kompetisi Internasional
Malang, IDN Times - Mungkin tak banyak yang tahu bahwa getah dari buah pepaya ternyata memiliki manfaat. Di tangan empat siswi MTS Negeri Batu, getah pepaya bisa diolah menjadi enzim papain. Enzim tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pengganti Enzim Rennet yang biasa digunakan untuk campuran pembuatan keju Mozarella.
Keempat siswi itu adalah Azizah Alif Habibillah, Selvin Ceria Mita Ramadhan, Rosiana Fitri Fadillah, Aprilia Nanda Indri Rosita. Mereka mampu mengolah getah buah Pepaya menjadi enzim papain yang sangat bermanfaat untuk campuran pembuatan Keju Mozarella.
Bahkan, hasil karya mereka mampu menjadi yang terbaik di ajang Kompetisi Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) Indonesia International Invention Festival (I3F) yang berlangsung di Universitas Ma Chung, 28 April lalu. Mereka sukses menyabet medali emas pada kompetisi tersebut setelah sukses menyingkirkan pesaing-pesaing dari beberapa negara seperti Malaysia, Cina, Taiwan, Indonesia hingga Rumania.
1. Sempat tak yakin bisa juara
Sebelum mengikuti lomba tersebut, siswi-siswi itu mengakui merasa tak yakin. Apalagi pesaing yang dihadapi cukup kuat dan memiliki modal lebih baik. Belum lagi dalam proses pembuatan mozarella memerlukan teknologi yang canggih.
"Awalnya sempat minder karena pada waktu awal pembuatan kami kurang yakin. Apalagi untuk proses pembuatan Mozarella sendiri memang tidak gampang perlu mesin yang canggih. Sementar kami membuatnya secara home made," jelas Azizah, Selasa (30/4/2019).
2. Melalui proses yang tak sebentar
Dalam perjalanannya, Azizah menceritakan bahwa awal mula dirinya dan ketiga kawanya mencoba untuk memaksimalkan potensi lokal yang ada di Kota Batu. Potensi lokal yang banyak tersedia di kota Batu adalah susu. Namun selama ini, produk susu yang banyak di kota Batu masih sebatas olahan susu biasa. Sehingga Azizah dan ketiga rekanya mencoba mengembangkan ide untuk mengolah susu menjadi Mozarella. Setelah melalui beberapa proses literasi, siswi kelas VIII di Mts Negeri Kota Batu ini menemukan bahwa dalam proses pembuatan Mozarella ada proses penggumpalan oleh enzim Renet yang biasa disebut Koagulasi. Enzim Renet sendiri biasa didapat dari usus mamalia dan saat ini jumlahnya terus menurun.
"Untuk mengatasi hal itu, akhirnya kami mencoba mencari alternatif pengganti enzim Renet. Setelah melalui beberapa proses akhirnya kami menemukan enzim Papain dari buah Pepaya yang memiliki fungsi sama untuk penggumpalan dalam proses koagulasi olahan pembuatan Keju Mozarella," tambahnya.
3. Lebih ekonomis dan aman
Lebih lanjut, Selvin salah satu anggota dari kelompok menambahkan bahwa penggunaan enzim Papain dinilai lebih ekonomis ketimbang enzim Renet. Apalagi hasil yang didapat juga tak kalah bagus. Termasuk juga bahan untuk pembuatan enzim Papain juga lebih mudah didapat dan lebih murah.
"Untuk proses pengolahan enzim Papain sendiri tidak memerlukan waktu lama. Dari satu buah Pepaya bisa menghasilkan dua sendok getah. Getah tersebut dikeringkan pada satu wadah. Untuk penggunaannya, getah Pepaya yang sudah kering direndam air terlebih dahulu baru setelah itu dicampur pada bahan-bahan pembuatan Mozarella," terangnya.
4. Tak banyak alami kesulitan
Sementara itu, Sariyah, guru pembimbing keempat siswi tersebut mengakui dalam proses persiapan menuju lomba KIR di Universitas Ma Chung tersebut tidak memerlukan waktu lama. Ia juga menjelaskan bahwa ide penggunaan getah buah Pepaya sebagai enzim alternatif untuk pembuatan Mozarella tersebut murni dari siswi binaannya tersebut.
"Selain saya memang ada pembimbing yang ahli di bidangnya. Tetapi untuk proses awal hingga selesai relatif tidak terlalu menemui kesulitan. Mungkin hanya saat pengerjaan laporannya saja yang lebih banyak memakan waktu. Tetapi sebagian besar dikerjakan di rumah sedari proses awal, sehingga tidak banyak mengganggu proses belajar mengajar," jelasnya.
5. Kunci sukses adalah keyakinan
Di sisi lain, Sariyah menambahkan bahwa kunci keberhasilan dari anak didiknya untuk bisa mengukir prestasi tersebut adalah optimis dan yakin. Ia selalu menyampaikan kepada para siswi bimbinganya tersebut untuk selalu berusaha dan optimis. Meskipun harus menghadapi saingan yang berat, tetapi dengan keyakinan dan optimisme, siswi bimbinganya mampu membuktikan diri.
"Kalau kemarin yang banyak dikeluhkan anak-anak adalah Bahasa Inggris. Sebab, untuk presentasinya harus menggunakan Bahasa Inggris. Jadi anak-anak belajar sehari sebelumnya," tambahnya.
6. Sekolah siap berikan apresiasi
Atas prestasi yang sudah diukir oleh keempat siswi tersebut, Hamidah selaku kepala sekolah mengakui bahwa sekolah akan memberikan apresiasi. Namun, ia masih belum membeberkan secara rinci bentuk dari apresiasi yang akan diberikan kepada murid yang mampu mengharumkan nama sekolah tersebut.
"Kami juga melaporkan prestasi yang sudah diukir anak-anak ini ke direktur pusat. Tentunya kami sangat bangga dengan prestasi yang mampu diukir oleh anak-anak. Nanti akhir tahun kami akan berikan apresiasi untuk anak-anak berprestasi ini," tandasnya.
















